MATARAM KUNO
Teman-teman Pembaca yang Budiman,
Di halaman ini saya akan menceriterakan ulang Lakon-Lakon Sejarah Nusantara.
Mengapa dimulai dari Dinasti Mataram ? ya, karena dari dinasti ini dipandang sebagai cikal bakal dinasti atau kerajaan-kerajaan berikutnya yang ada di nusantara ini. Meskipun dari pelajaran sejarah di sekolah-sekolah kita sejak SD kita tahu adanya kerajaan-kerajaan yang lebih tua seperti Kerajaan Srwiwijaya yang diperkirakan pada abad 5 sudah ada, bahkan pada aba 4 raja Kudungga mandirikan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.
Di akhir-akhir ini juga ditemukan situs Batujaya di daerah Karawang - Jawa barat yang diperkirakan dibangun pada bad 5, agak sesuai dengan cerita sejarah kerajaan Tarumanegara yang dipimpin oleh raja Purnawarman.
Selain itu Kerajaan Mataram Kuno atau yang dikenal dengan Dinasti Syailendra paling banyak meninggalkan bukti-bukti sejarah atau keberadaan dinasti itu berupa candi dan prasati , sehingga relatif ceritanya memang lebih bisa dirunut dibanding 3 kerajaan di atas yang sementara ini masih dianggap lebih tua dibanding Mataram Kuno.
Tab. 1 Urutan Raja Mataram
Kurun Waktu
|
Nama Raja atau Penguasa
|
Ibu Kota
|
Prasasti atau Catatan Bersejarah
|
Peristiwa
|
sekitar 650
|
Santanu
|
?
|
Prasasti Sojomerto (sekitar 670—700)
|
Sebuah keluarga
beragama Siwa
berbahasa Melayu kuno mulai bermukim di pesisir utara
Jawa Tengah, diduga berasal dari Sumatra (?) atau asli dari Jawa tetapi di
bawah pengaruh Sriwijaya (raja bawahan)
|
sekitar 674
|
Dapunta Selendra
|
Batang (pantai utara
Jawa Tengah)
|
Prasasti Sojomerto (sekitar 670—700)
|
Dimulainya wangsa
keluarga penguasa, pertama kalinya nama 'Selendra' (Sailendra) disebutkan
|
674—703
|
Shima
(?)
|
Carita Parahyangan, Catatan Tiongkok mengenai
kunjungan biksu Hwi-ning di Ho-ling (664) dan pemerintahan Ratu
Hsi-mo (674)
|
Menguasai kerajaan Kalingga
|
|
703—710
|
Mandimiñak (?)
|
?
|
||
710—717
|
?
|
Sanna berkuasa di
Jawa, tetapi setelah kematiannya kerajaan runtuh dan terpecah-belah akibat
pemberontakan atau serangan dari luar
|
||
717—760
|
Mataram,
Jawa Tengah
|
Sanjaya, putra
Sannaha, keponakan Sanna memulihkan keamanan, mempersatukan kerajaan dan naik
takhta, sejarawan lama menafsirkannya sebagai berdirinya Wangsa
Sanjaya, sementara pihak lain menganggap ia sebagai kelanjutan Sailendra
|
||
760—775
|
Mataram,
Jawa Tengah
|
Rakai Panangkaran
beralih keyakinan dari memuja Siwa menjadi penganut Buddha Mahayana,
pembangunan Candi Kalasan
|
||
775—800
|
Mataram,
Jawa Tengah
|
Prasasti
Kelurak (782), Prasasti Ligor B (sekitar 787)
|
Juga berkuasa di Sriwijaya
(Sumatra), membangun Manjusrigrha, memulai membangun Borobudur
(sekitar 770), Jawa menyerang dan menaklukan Ligor dan Kamboja Selatan
(Chenla) (790)
|
|
800—812
|
Mataram,
Jawa Tengah
|
Prasasti Ligor B
(sekitar 787)
|
Juga berkuasa di Sriwijaya,
Kamboja memerdekakan diri (802)
|
|
812—833
|
Samaratungga
|
Mataram,
Jawa Tengah
|
Prasasti Karangtengah (824)
|
|
833—856
|
Pramodhawardhani
berkuasa mendampingi suaminya Rakai
Pikatan
|
Mamrati,
Jawa Tengah
|
Prasasti Siwagrha (856)
|
Mengalahkan dan
mengusir Balaputradewa yang menyingkir ke Sumatra (Sriwijaya).
Membangun Candi Prambanan dan Candi
Plaosan. Para raja Medang penerus Pikatan, mulai dari Dyah
Lokapala (850—890) hingga Wawa (924—929) dapat dianggap sebagai penerus trah Sailendra,
meskipun Dyah Balitung (898—910) dalam Prasasti Mantyasih (907) hanya merunut leluhurnya
hingga Sanjaya, akibatnya menumbuhkan teori Wangsa
Sanjaya.
|
833—850
|
Sriwijaya,
Sumatra Selatan
|
Prasasti Siwagrha (856), Prasasti
Nalanda (860)
|
Dikalahkan
Pikatan-Pramodhawardhani, terusir dari Jawa Tengah, menyingkir ke Sumatra dan
berkuasa di Sriwijaya, mengaku dirinya sebagai pewaris sah wangsa
Sailendra dari Jawa, membangun Candi di Nalanda (India)
|
Gbr. 1 Komplekk candi Gunung Wukir - Prasasti Canggal th 732 M, di Kec. Salam - Magelang
Dipandang sebagai cikal bakal Kerjaan Mataram Kuno
Para pembaca juga bisa ikut sharing untuk melengkapi cerita Lakon sejarah ini hingga lebih asik. Karena cerita sejarah tentu hanya mengandalkan prasasti-prasasti peninggalan yang ada, hingga tentu saja cerita tidak bisa digambarkan atau ditulis urut, runut dan peris atau lengkap hingga bisa menggmbarkan keadaan yang sebenarnya atau apa saja yang terjadi di jaman itu. Karena tentunya hampir semua pemerintahandi negara manapun di masa lampau tidak mengabadikan semua peristiwa penting atau keadaan sehari-hari dalam wujud prasastiatau bukti sejarah yang sangat jelas untuk generasi mendatang.
Bersambung ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar